Kamis, 14 Mei 2009

Praktikum Nutrisi Unggas

Format Laporan Nutrisi Unggas Semester Genap 2008/2009
1. Cover : 1 lembar
2. Pendahuluan (Latar Belakang & Tujuan): 1 lembar
3. Tinjauan Pustaka : 2 lembar
4. Hasil dan Pembahasan : 3 lembar
5. Penutup (Kesimpulan & Saran): 1 lembar
6. Daftar Pustaka : 1 lembar
7. Lampiran (Hasil Perhitungan EM) : 1 Lembar

Laporan Nutrisi Unggas Dikumpulkan paling lambat hari Rabu tanggal 3 Juni 2009


Data Praktikum Nutrisi Unggas
Kelompok 1
DM(Dry Matter)jagung : 90,03%
Feed Intake Ransum Test : 440 gram
DM Ransum test = 91,60%
Gros energi ransum test = 3,84 kkal/g
Jumlah ekskreta ransum test = 112 gram
DM ekskreta = 100%
Gros energi ekskreta = 3,62 kkal/g

DM ransum basal = 92,3%
Feed intake ransum basal = 450 gram
Gros energi ransum basal = 3,72 kkal/g
Jumlah ekskreta = 120 g
DM ekskreta = 100%
Gross energi ekskreta = 3,32 kkal/g


Kelompok 2
DM(Dry Matter)jagung : 90,03%
Feed Intake Ransum Test : 442 gram
DM Ransum test = 91,6%
Gros energi ransum test = 3,84 kkal/g
Jumlah ekskreta ransum test = 117 gram
DM ekskreta = 100%
Gros energi ekskreta = 3,68 kkal/g

DM ransum basal = 92,3%
Feed intake ransum basal = 455 gram
Gros energi ransum basal = 3,72 kkal/g
Jumlah ekskreta = 133 g
DM ekskreta = 100%
Gross energi ekskreta = 3,29 kkal/g

Praktikum Nutrisi Non-Ruminansia

Pembagian Kelompok Praktikum Nutrisi Non-Ruminansia Semester Genap 2008/2009


Kelompok 1A (Peternakan Kuda)
Sulistiono J.WI
Moch.Habib Rohman
Moh.Fatoni
Ade Nopriansyah
Cita Mundi W.

Kelompok 1B (Peternakan Kuda)
Medyawan Lugan
Andri
Aditya Pranata Putra
Ajeng Maya Sari

Kelompok 2A (Peternakan Kelinci)
Ariya Sofyan
Dewi Purnamasari
Dhika Yonika
Diah Mei Tut W.J.

Kelompok 2B (Peternakan Kelinci)
Dinda Rachmasari
Dwi Deny Afrinda
Fariz Akbar B.
Hardheka Dian T.
Inggit Dyah P.

Kelompok 3A (Peternakan Hamster)
Khusni Mubarok
M.Nasih
Nur Jannatus S.
Rahayu Puji S.

Kelompok 3B (Peternakan Hamster)
Rossa Sabila N.
Windha Ratnaningsih
Yeliestya Dewi K.
Adhitya Kundala P.

Praktikum yang dilaksankan berupa kunjungan mandiri ke peternakan yang telah ditentukan. Uang akomodasi praktikum dapat diambil langung pada Asisten Praktikum Mata Kuliah Nutrisi Non-Ruminansia pada hari Senin (18 Mei 2009) s.d. hari Jumat (22 Mei 2009) di Lab.Nutrisi & Makanan Ternak Fapet UB Gedung 3 Lantai 1 pukul 08.00 WIB s.d. 15.00 WIB.

Laporan Praktikum Nutrsi Non-Ruminansia dikumpulkan paling lambat tanggal 8 Juni 2009

Format Laporan Nutrisi Non-Ruminansia
1. Cover
2. Pendahuluan (Latar Belakang & Tujuan)
3. Tinjauan Pustaka
4. Hasil & Pembahasan
5. Penutup (Kesimpulan dan Saran)
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran (Dokumentasi & Quesioner)

Quesioner :
1. Identitas Peternak
(Nama peternak, alamat, nomor telepon, jumlah ternak & jenis (bangsa/breed),
tanggal/waktu berdirinya peternakan)
2. Cara pemeliharaan ternak
3. Pakan apa saja yang diberikan pada ternak
4. Komposisi ransum yang diberikan bagi ternak
5. Cara pemberian pakan untuk ternak
6. Perbedaan pakan untuk ternak kecil & ternak dewasa, ternak jantan, ternak betina,
ternak yang sedang bunting/menyusui, ternak bibit
7. Penyakit yang sering menyerang (akibat & cara penanganannya)

Rabu, 13 Mei 2009

Silase Ikan

Silase ikan sebagai salah satu produk pengolahan ikan dan atau limbah ikan melalui proses autolisis pada kondisi asam dapat digunakan sebagai bahan baku pakan maupun sebagai atraktan. Teknologi pembuatan relatif sederhana serta biaya produksinyapun lebih murah.

Sebagai bahan baku pakan, silase ikan telah dibuktikan untuk beberapa spesies budidaya termasuk ikan dan udang dengan kadar nutrisi yang cukup memadai. Selain kadar protein dan lemak cukup tinggi, produk silase dapat meningkatkan kecernaan pakan oleh karena tersedia dalam bentuk rantai peptida.

Pengujian penggunaan silase pada beberapa ikan herbivora (bandeng, baronang) menunjukkan bahwa silase ikan termasuk sumber protein hewani yang baik dan sekaligus dapat menggantikan fungsi tepung ikan. Disamping itu, biaya produksi pakan dapat ditekan dan jauh lebih murah dibanding dengan pakan komersial. Sedangkan untuk komoditas udang, fungsi silase masih terbatas sebagai atraktan sehingga masih diperlukan kajian lebih lanjut. Sementara penggunaan silase untuk produksi masal rotifer telah terbukti bahwa silase dapat menggantikan fungsi mikro-alga untuk proses reproduksi rotifer.

Industri Pakan Ternak di Indonesia

Industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat sebagai tambahan sumber protein. Pakan memiliki kontribusi 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi suatu bisnis yang cerah. 

Secara umum industri pakan ternak nasional cukup memiliki peluang yang baik. Dilihat dari tingkat produksi, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan rata-rata 8,4% dalam periode lima tahun terakhir. Total produksi pakan ternak nasional merosot menjadi 7,7 juta ton pada 2007 dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 9,9 juta ton. Hal ini diakibat oleh maraknya kasus flu burung H51N pada 2007 lalu di sejumlah provinsi termasuk Jawa Barat, DKI, Banten, JawaTengah, Bali, Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. 

Saat itu masyarakat khawatir mengkonsumsi ayam dan produk turunannya, menyebabkan konsumsi ayam dan produk turunannya anjlok hingga 50%-60%. Sehingga menimbulkan kerugian pada industri peternakan, industri pakan ternak juga merasakan imbas dari kasus flu burung ini. Bencana tersebut mengakibatkan permintaan terhadap pakan ternak merosot hingga 30% pada 2007 lalu dibandingkan tahun sebelumnya. 

Menurut Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) industri pakan ternak nasional rata-rata mampu menyuplai 5 juta ton pakan ternak per tahun dari kebutuhan sekitar 7 juta ton per tahun. Industri pakan ternak juga terpengaruh oleh kasus flu burung tahun lalu, sebab dari total produksi pakan ternak sekitar 90% diserap oleh para peternak ayam petelur dan pedaging yang terkena imbas langsung dan merugi karena permintaan serta harga jual ayam merosot tajam..

Paska meredanya wabah flu burung pasar kembali pulih, konsumsi ayam dan produk turunannya kembali tinggi. Hal ini juga mendorong permintaan pakan ternak kembali melonjak. Konsumsi pakan ternak diperkirakan akan meningkat menjadi 8,13 juta ton pada 2008 dari sebelumnya 7,6 juta ton. 

Tingginya tingkat konsumsi menunjukkan bahwa industri pakan ternak masih memiliki peluang, sehingga sejumlah pemain berminat melakukan ekspansi. Malindo Feed Mill akan membangun pabrik baru di Tangerang berkapasitas 300.000 ton per tahun, serta Charoen Pokphand akan meningkatkan kapasitas.  


Hingga kini industri pakan ternak nasional masih didominasi pemain asing termasuk Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, dan Sentra Profeed. Produsen besar tersebut masih menggantungkan kebutuhan bahan baku impor. 

Kebutuhan bahan baku masih tergantung impor, terutama jagung dari Amerika dan Brasil. Tingginya harga bahan baku impor, mengakibatkan harga pakan ternak dipasar domestik melambung. Pemerintah dalam jangka pendek akan mendorong pabrik pakan ternak yang selama ini masih menggunakan bahan baku impor sebagai campuran, untuk menggunakan bahan baku lokal guna menurunkan harga pakan ternak di dalam negeri. 
Produsen dan kapasitas produksinya

Menurut data dari GPMT di Indonesia terdapat 42 pabrik pakan ternak yang masih aktif hingga 2008. Sebelumnya terdapat 50 perusahaan, namun 8 diantaranya sudah menghentkan operasionalnya.  

Hingga kini industri pakan ternak nasional masih didominasi asing seperti Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, dan Sentra Profeed. Produsen besar tersebut umumnya terintegrasi dengan industri peternakan dan pengolahan produk ternak.

Dalam periode lima tahun terakhir dari 2002-2006 kapasitas produksi industri pakan ternak nasional meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 2,5% per tahun. Kapasitasnya tercatat sebesar 10,0 juta ton per tahun pada 2003, kemudian meningkat hingga menjadi 11,0 juta ton pada 2007.  

Dari 2003 hingga 2007 kapasitas produksi stabil dan tak mengalami perkembangan berarti. Meskipun ada penambahan kapasitas dari sejumlah produsen besar seperti Charoen Pokphand, CJ Feed dan lainnya namun sebaliknya ada produsen lain yang terpaksa tutup karena terkena imbas flu burung pada 2005 dan 2007. Meningkatnya konsumsi daging oleh masyarakat, memicu meningkatnya produksi peternakan yang pada akhirnya permintaan terhadap pakan ternak juga meningkat. 

Sebaran industri pakan ternak

Saat ini sebaran industri pakan ternak berskala besar tersebar di Indonesia terdapat di delapan provinsi. Sumatera Utara memiliki 8 pabrik, Lampung ada 4 pabrik, Banten ada10 pabrik dan DKI Jakarta empat pabrik. Di Jawa Barat terdapat empat pabrik dan Sulawesi Selatan dua pabrik. Produsen pakan ternak paling banyak terdapat di Jawa Timur mencapai 15 pabrik. 

Wilayah Jawa Timur merupakan sentra industri pakan ternak dan peternakan terbesar di Indonesia. Lingkup agribisnis Jatim cukup kuat dengan dukungan tak kurang dari 15 pabrik besar pakan ternak, 52 industri rumahan pakan ternak, 4 pabrik pengolah susu, 201 pasar hewan, 99 TPA, 8 RPA, 1 RPH-A, 33 RPH-C dan 49 RPH-D. Di samping itu masih ada 11 perusahaan daging olahan, 50 KUD koperasi persusuan dan potensi yang sangat prospektif yaitu BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) di Singosari.

Peternakan ayam di Jatim terdiri dari ayam potong dengan sentra produksi (Jombang, Malang, Gresik dan Mojokerto). Daerah yang berpotensi untuk pengembangan adalah Sidoarjo, Pasuruan, Lamongan, Nganjuk dan Kediri. Untuk jenis ayam buras/ayam kampung banyak dibudidayakan oleh peternak di daerah pedesaan. Sentra produksi ayam buras terdapat di Lamongan, Malang, Blitar, Probolinggo, Tulungagung dan Trenggalek. Sedangkan daerah yang berpotensi untuk pengembangannya adalah Jombang, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, Pacitan dan Bangkalan. 

Untuk jenis ayam petelur dengan sentra produksi (Malang, Blitar, Kediri, Pasuruan dan Mojokerto). Sedangkan daerah yang berpotensi untuk pengembangannya adalah Jombang, Nganjuk, Tulungagung dan Jember. Keunggulan Jatim didukung oleh melimpahnya produksi jagung sebagai bahan baku industri pakan ternak. Salah satu sentra jagung adalah Kediri rata-rata luas panen adalah 22.354 ha pada 2005. Dengan produksi jagung per tahun rata-rata 3,3 juta kuintal. Sementara lahan potensial jagung di Kediri mencapai 54.650 ha/tahun.

Mini Feed Mill
Mengingat harga pakan ternak yang terus melambung akibat ketergantungan pada bahan baku impor yang terus melonjak, saat ini sekitar 70% bahan baku masih diimpor, baik pakan, obat, dan teknologi lainnya. Ini menyebabkan peternakan ayam masih tergolong industri yang rawan. Tidak mengakar pada pasokan bahan baku dalam negeri. Padahal, dalam budidaya unggas, misalnya, biaya pakan menempati porsi terbesar atau mencapai 70-80% dari total biaya

Tahun 2007 lalu, pemerintah telah mengembangkan pabrik pakan ternak skala kecil di 14 lokasi yaitu di Ciamis, Cirebon, Sukabumi, Subang, dan Bekasi (Jawa Barat), Magelang, dan Banjarnegara (Jawa Tengah), serta Blitar (Jawa Timur). Untuk luar pulau Jawa antara lain di Bangli dan Tabanan (Bali), Sawah Lunto (Sumatera Barat), Bengkulu Utara, Kapuas, dan Hulu Sungai Utara. 

Mulai tahun 2008 ini pemerintah kembali akan mengembangkan pabrik pakan ternak skala kecil (mini feedmill) yang tersebar di 38 lokasi yang termasuk sentra produksi bahan baku pakan seperti jagung dan kelapa sawit. 

Pabrik pakan mini tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 3-5 ton per hari, serta investasi sebesar Rp250 juta per unit. Keberadaannya cukup mendukung kecukupan pakan unggas lokal. Pengolahan pakan ternak ini nantinya akan dikelola oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan). Sedangkan, pemenuhan bahan baku diambil dari jagung petani yang belum terserap industri nasional. Hal itu terkait dengan lokasi perkebunan yang jauh dari industri pakan yang sebagian besar berada di Jawa.

Disamping itu, pemerintah juga akan mengembangkan pabrik pakan besar di Subang dan Bekasi untuk mencukupi kebutuhan pakan ayam ras dan petelur. 

Pemain utama 

Charoen Popkhand Indonesia Tbk 
Charoen Popkhand Indonesia Tbk (CPI) didirikan pada tahun 1972 dan bergerak dalam industri pakan ternak dan pengolahan daging ayam. Perusahaan merupakan PMA (Penanaman Modal Asing) dengan pemegang saham terdiri dari PT. Central Proteinaprima, Royal Bank of Canada (Asia) Ltd., UBS AG Singapura dan publik.

Saat ini CPI memiliki kapasitas produksi pakan ternak dari unit-unit pabriknya yang tersebar di Mojokerto, Jakarta dan Medan sebesar 2,6 juta ton per tahun. Pada 2006 CPI dan anak perusahaan CP Jaya Farm membeli 100% saham PT. Centralavian Pertiwi senilai Rp 30 miliar. Centralavian Pertiwi bergerak dalam bidang pembibitan DOC parent stock yang berlokasi di Subang, Bogor dan Lampung. Transaksi ini untuk memperkuat posisi CP di bidang agribisnis. 

Pada 2007 CPI Tbk membeli pabrik pakan ternak milik PT Central Proteina Prima di Semarang, Jawa Tengah dengan melakukan tukar guling. Pabrik pakan ikan dan udang milk CPI di Medan yang dihargai Rp 48 miliar sedangkan pabrik milik CP Prima di Semarang seluas 47ribu m2 senilai Rp 108,7 miliar. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 25.000 ton pakan udang dan 110.000 pakan ikan. Dengan demikian CP harus menombok sebanyak Rp 60miliar. 

Selain itu, CPI akan mendirikan pabrik pakan ternak di Lampung dan peternakan ayam skala kecil di Indonesia bagian timur. CP juga akan membangun pabrik pengolahan daging ayam di Salatiga, Bandung dan Medan berkapasitas 2 ribu ekor per jam. Untuk proyek ekspansi ini CP mendapat pinjaman dari Citibank sebesar Rp 310 miliar dan US$ 45 juta. Untuk tahap pertama Citibank Bank menyalurkan US$ 125 juta tahun 2007.

Sementara itu, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2007 ini sebesar Rp 8,3 triliun dan Rp 210 miliar atau naik 31% dari 2006. Sedangkan tahun 2008, CP menargetkan pertumbuhan sebesar 25% dari 2007.

Japfa Comfeed
Japfa Comfeed (JC) berdiri pada 1971 dan bergerak dalam bidang industri pakan ternak. Saat ini pemegang saham JC terdiri dari Pacific Focus Enterprises, Ltd. (28,94%), JP Morgan Chase Bank (9,65%), Coutts Bank Von Ernst, Ltd. (9,15%), Rangi Management Ltd. (8,57%), BNP Paribas Private Bank Singapore (6,63%) dan publik dengan kepemilikan masing-masing kurang dari lima persen sebanyak (37,06%).

JC adalah salah satu perusahaan agrobisnis terintegrasi di Indonesia, saat ini industri pakan ternak memiliki total kapasitas produksi 1,73 juta ton per tahun. Sementara itu, peternakan bibit ayam yang dikelola oleh anak perusahaan, PT Multibreeder Adirama Tbk, usaha aquakultur yang dikelola anak perusahaan, PT Suri Tani Pemuka. Lokasi pabrik pakan ternak dan peternakan tersebar di Lampung, Cirebon (Jawa Barat), Sidoarjo (Jawa Timur) dan Tangerang.

Pada 2007 Japfa membangun 2 unit pabrik pakan ternak dengan investasi Rp 50 miliar di Cikupa dan Padang. 

JC akan membangun industri pakan ternak berkapasitas 1.000 ton per tahun dengan investasi awal Rp 50 miliar. Pabrik baru tersebut dibangun di Padang, Sumatera Barat dan diharapkan akan mulai beroperasi pada 2008 ini.  

Selanjutnya JC akan mengembangkan industri breeding (pembibitan) ternak, terutama day one chick (DOC), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Sumatera Barat dan sekitarnya. 

Baru-baru ini JC menyuntikkan dana kepada anak perusahaan, PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk senilai US$55 juta. Diantaranya sebesar US$ 38.21 juta akan digunakan untuk pelunasan pinjaman yang jatuh tempo pada 2011 dan US$ 16.78 juta untuk pembelian aset dan modal kerja. 

Sementara itu, pada 2007 total pendapatan Japfa mencapai Rp 7,9 triliun dan laba bersih sebesar Rp 180,9 .miliar. Diantaranya 80% merupakan kontribusi dari industri pakan ternak. 

Cheil Jedang Feed Indonesia 
CJ Feed Indonesia merupakan anak perusahaan Cheil Jedang dari Korea Selatan yang mulai berbisnis di Indonesia pada 1989. CJFI mengoperasikan 2 perusahaan pakan (feedmill) yaitu PT. CJ Superfeed yang berdiri pada 1996 dan PT. CJ Feed Jombang yang berdiri pada 2004. Pabrik pakan ternak ini masing-masing berlokasi di Serang, Banten dan Jombang, Jawa Timur dengan total kapasitas produksi 750.000 ton per tahun. 

Pakan ternak yang diproduksi CJ Feed terdiri dari pakan broiler, layer, breeder, babi, puyuh, konsentrat dan udang. untuk melayani permintaan pelanggan yang berada di wilayah Jawa Barat, Jabodetabek, Sumatera dan Kalimantan. Produk 
pakan ternak yang diproduksi CJS menggunakan merk Superfeed. 

Pada 1997 CJ Feed Indonesia mendirikan PT. Super Unggas Jaya yang bergerak dalam industri peternakan yang memproduksi DOC dengan kapasitas . 20 juta ekor per tahun. Peternakan ini berlokasi di Tutur, Jawa Timur. Produk DOC ini menggunakan merk Superchicks. SUJ melakukan ekspansi dengan membangun lagi 9 unit peternakan ayam di berbagai daerah termasuk Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Sehingga kini total produksi DOCnya mencapai 54 juta ekor per tahun.  

CJ Feed Jombang membangun silo untuk menampung jagung sebagai bahan baku utama produksi pakan ternak yang mulai dioperasikan pada September 2007. Hal ini untuk menjamin ketersediaan bahan baku, tanpa tergantung pada musim panen jagung dan stok jagung di pasar. Sehingga proses produksinya ternak tidak terganggu meski ada peningkatan produksi.  

Pada 2008 CJ Feed menargetkan berada di peringkat ketiga perusahaan pakan terbesar di Indonesia dengan total produksi satu juta ton per tahun dari tiga pabriknya. 

Sierad Produce Tbk
Sierad Produce didirikan pada 1985 dengan nama PT Betara Darma Ekspor Impor, merupakan hasil penggabungan dari empat perusahaan pada tahun 2001, yaitu PT Anwar Sierad Tbk, PT Sierad Produce Tbk, PT Sierad Feedmill dan PT Sierad Grains.

Sierad Produce (SP) berdiri pada 1985 dan bergerak dalam bidang peternakan ayam bibit induk untuk menghasilkan ayam niaga, pemotongan ayam dan pengolahan ayam terpadu dengan cold storage. Selain itu SP juga bergerak dalam industri pakan ternak, industri pengeringan jagung dan industri obata-obatan dan vitamin hewan. Peternakan dan pabrik pengolahan tersebar di Tangerang, Bogor, Sukabumi, Lampung dan Sidoarjo. Saat ini SP merupakan salah satu produsen pakan ternak terbesar di Asia Tenggara.

Perusahaan yang berawal dari penjual telur eceran di pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Kemudian berkembang membangun Rumah Potong Ayam yang terletak di jabaon, Jawa Barat ini merupakan yang terbesar di Indonesia, yang memiliki kapasitas produksi 8.000 ekor per jam. Produk olahan ayam yang dihasilkan dikemas dengan merk Delfarm, yang tersedia di berbagai supermarket besar di Indonesia. 

Sementara itu divisi pakan ternaknya yang brelokasi di Sidoarjo (Jawa Timur). Tangerang (Jawa Barat) memiliki total kapasitas produksi sekitar 540.000 ton per tahun. Produk utamanya berupa pakan unggas baik berupa pakan lengkap maupun concentrate. 

Pada 2007 SP mendapat pinjaman Rp 225 miliar dari BNI, sebesar Rp 200 miliar digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi pakan ternak dan sisanya Rp 25 miliar untuk tambahan modal kerja untuk meningkatkan populasi ayam hasil produksi mitra bisnisnya. Pinjaman tersebut dijamin dengan aset-aset berupa tanah dan bangunan serta mesin pabrik pakan ternak yang terletak di Sidoarjo dan Tangerang. 

Tahun 2008 ini SP merencanakan akan membangun tiga pabrik baru di Magelang, Jawa Tengah yang akan selesai pada awal 2009. Dengan tambahan pabrik baru tersebut SP menargetkan peningkatan produksi ayam ternak sebesar 420 ribu per minggu menjadi 2.000.000 per minggu. Sementara ayam petelur diharapkan bisa mencapai 300 ribu per pekan.

Saat ini, pangsa pasar SP tercatar sebesar 7% untuk peternakan ayam berusia sehari (DOC) dan 7% untuk pasar pakan ternak. Sementara itu, pada 2007 SP behasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun dan laba bersih Rp 27,5 miliar. 

Malindo Feedmill
Pada awalnya bernama PT. Gymtech Feedmill Indonesia yang berdiri sejak 1998, kemudian nama perusahaan berubah menjadi Malindo Feedmill. Malindo merupakan salah satu perusahaan milik keluarga Lau dari Malaysia yang memperoleh pengarahan teknis perternakan ayam dan pakan ternak dari perusahaan teratas di negara itu yaitu Leong Hup Holding Berhard dan Emivest Bhd. Leong Hup Holding memiliki pangsa pasar mencapai 30% untuk industri DOC di Malaysia. Sedangkan Emivest berpengalaman sebagai perusahaan pakan ternak selama 15 tahun.

Malindo bergerak di bidang produksi dan penjualan pakan ternak dengan kapasitas produksi 438 ribu ton per tahun. Malindo juga mengoperasikan pembibitan dan distribusi DOC ras pedaging dan petelur. Melalui anak perusahaannya, PT Bibit Indonesia mampu menguasai 6% pangsa pasar di Indonesia. Saat ini, kapasitas produksinya mencapai 100 juta DOC per tahun.  

Pada 2006 Malindo melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 18% saham melalui Bursa Efek Jakarta. Dana hasil IPO sekitar 70% atau Rp 53,7 miliar digunakan untuk ekspansi usaha dengan membangun peternakan baru dan sisanya 30% untuk menambah modal kerja. Saat ini pemegang saham terdiri dari Dragon Amity Ltd (81,6%), Lai Hup Heng (0,4%) dan publik (18%).  
Malindo membangun peternakan berkapasitas 18 juta DOC per tahun di Pasuruan, Surabaya terdiri dari 2 area pembibitan dan satu area penetasan yang mulai berproduksi pada pertengahan 2007. 

Pada akhir 2007 MF telah menyiapkan dana sebesar US$ 26 juta untuk membangun pabrik pakan ternak berkasitas 360 ribu ton per tahun. Pabrik baru yang akan dibangun pada pertengahan 2008 ini berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten dengan investasi sekitar Rp 100 miliar.  

Lokasi pabrik terletak di Cikande, Banten dan berdekatan dengan pelabuhan Bojonegara yang sedang dalam tahap pembangunan. Dengan adanya pelabuhan baru ini, diharapkan aka nada efisiensi biaya dengan berkurangnya biaya transportasi dan pengiriman bahan baku dan pakan dari lokasi pabrik kepada pelanggan di sekitar Jawa Barat.

Disamping itu, Malindo juga akan mengakuisisi perusahaan terafiliasi yaitu PT Leong Ayamsatu Primedona (LAP), yang bergerak dalam bidang usaha pembibitan DOC dan peternakan ayam ras pedaging. Leong Ayamsatu memiliki kapasitas produksi 62 juta DOC dan 6 juta broiler per tahun peternakan di Medan dan Jakarta. Sementara itu, pendapatan MF pada 2007 tercatat sebesar Rp 982,8 miliar. 

Terintegrasi dengan dari hulu ke hilir

Untuk mensinergikan bisnisnya, semua prosusen besar pakan ternak terintegrasi dari hulu ke hilir mulai dari industri peternakan, pemotongan hewan pengolahan hasil ternak hingga industri obat-obatan dan vitamin ternak, peralatan peternakan dan sebagainya.  

Sierad Produce merupakan perusahaan peternakan terpadu (integrated poultry industry), dengan bidang usaha pembibitan ayam (breeding), pakan ternak (feedmill), peternakan komersial (commercial farm), kemitraan (contract farming), rumah potong ayam (slaughterhouse). 

Selain itu, melalui PT Sierad Industries memproduksi peralatan ternak (poultry equipment) dan PT. Biotek Industri memproduksi obat-obatan dan vitamin hewan, serta PT Dwipa Mina Nusantara yang memproduksi tepung ikan (fishmeal industry) dan Sierad Corporation (distributor dan perdagangan peralatan peternakan ayam, perdagangan bahan baku pakan ternak). Sierad Produced melalui anak perusahaan PT. Wendy Citarasa juga memiliki usaha restaurant siap saji sebagai pemegang ekslusif lisensi franchisee Wendy's & Hartz Chicken Buffet di Indonesia.

Charoen Popkhnad Group membagi dua bisnis utamanya yaitu agribisnis dan akuakultur. Agrobisnis yang fokus pada industri pakan ternak dan pembibitan DOC dilakukan melalui Charoen Popkhand Indonesia Tbk dan anak perusahaan, sedangkan industri akuakultur seperti tambak udang dijalankan oleh Central Proteinaprima Tbk dan anak perusahaan.

Telur Sebagai Sumber Protein

Telur unggas adalah salah satu makanan yang sudah umum dikenal. Kebanyakan jenis telur yang dikonsumsi adalah telur ayam, bebek dan angsa, namun telur burung puyuh yang kecil juga sering menjadi bahan masakan. Telur yang terbesar adalah telur burung unta. 

Telur ayam yang biasa dijual dan dikonsumsi manusia biasanya merupakan telur yang tidak fertil (tidak subur) karena ayam-ayam betina di peternakan ayam dipisahkan dari ayam-ayam jantan. Namun tentu saja telur yang fertil (subur) tetap bisa dijual dan dikonsumsi dengan sedikit perbedaan nutrisi. Telur yang fertil tidak akan mengandung embrio yang berkembang karena proses pendinginan baik alami atau dari kulkas akan menghalangi perkembangan sel.

Telur Mentah dan Matang
Telur ayam dimasak dalam berbagai cara mulai dari yang manis sampai asin. Jadi telur sendiri dapat diasinkan, direbus, digoreng dadar atau ceplok, didinginkan atau dimakan mentah. Namun konsumsi telur mentah tidak dianjurkan bagi orang-orang yang mudah terinfeksi salmonella, seperti orang berusia lanjut, orang sakit atau lemah dan wanita hamil. Sebagai tambahan juga, telur mentah hanya mengandung 51% zat gizi biologis sementara telur yang sudah dimasak mengandung hampir 91% zat gizi biologis. Artinya, kandungan protein dalam telur matang hampir dua kali lipat dapat diserap tubuh daripada telur mentah jika dikonsumsi.

Merebus telur terlalu lama akan menyebabkan munculnya lingkaran berwarna kehijauan pada kuning telur. Hal itu menunjukkan munculnya senyawa besi dan sufur pada telur rebus. Juga dapat terjadi jika air yang digunakan untuk merebus telur terlalu banyak mengandung besi. Rasanya tidak akan berubah, namun merebus terlalu lama akan menurunkan kualitas proteinnya. Dinginkan telur di air dingin beberapa saat setelah direbus (hingga benar-benar dingin) dapat mencegah munculnya lingkaran kehijauan tersebut. Telur yang dimasak juga sedikit meningkatkan resiko penyakit atherosclerosis karena meningkatnya proses oksidasi kolesterol yang terkandung dalam kuning telur.

Kandungan Nutrisi Telur
Telur ayam merupakan yang paling umum dikonsumsi dan sangat bernutrisi tinggi. Telur ayam banyak mengandung berbagai jenis protein berkualitas tinggi termasuk mengandung semua jenis asam amino esensial bagi kebutuhan manusia. Juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, riboflacin, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, choline, besi, kalsium, fosfor dan potasium. Telur ayam juga merupakan makanan termurah sumber protein yang lengkap. Satu butir telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein.

Kandungan vitamin A, D dan E terdapat dalam kuning telur. Telur memang dikenal menjadi salah satu dari sedikit makanan yang mengandung vitamin D. Satu kuning telur besar mengandung sekitar 60 kalori dan putih telur mengandung sekitar 15 kalori. Satu kuning telur besar mengandung dua per tiga jumlah kolesterol harian yang dianjurkan yaitu 300 mg. Lemak dalam telur juga terdapat dalam bagian kuning telur. Satu kuning telur juga mengandung separuh jumlah choline harian yang dianjurkan. Choline merupakan nutrisi yang penting untuk perkembangan otak dan juga sangat penting untuk wanita hamil dan menyusui untuk memastikan perkembangan otak janin yang sehat.

Kandungan nutrisi telur ayam memang berbeda-beda tergantung dari makanan dan kondisi lingkungan induk ayamnya. Penelitian dari Mother Earth News menunjukkan bahwa telur dari ayam yang diternakkan bebas di padang rumput mengandung asam lemak Omega-3 empat kali lebih banyak, vitamin E dua kali lebih banyak, beta-karoten dua sampai enam kali lebih banyak dan kolesterol hanya separuh daripada kandungan telur dari ayam yang hanya diternakkan di kandang dengan penghangat buatan.

GUMBORO, VAKSIN DAN KEKEBALAN

Sistem kebal ayam dan ternak lain merupakan sistem yang sangat komplek. Pada ayam, ada dua organ tubuh yang berhubungan dengan sistem kebal, yakni bursa dan timus. Bursa sebagian besar berisi sel B yang berperan dalam memproduksi antibodi humoral atau yang bersikulasi, sedang timus sebagian besar berisi sel T dengan fungsi mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi bakteri atau virus, mengaktifkan makrofag dalam fagositosis dan membantu sel B dalam memproduksi antibodi.
Pada masa embrio, kedua sistem ini diprogramkan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap penyakit, artinya kekebalan yang didapat sebagai akibat pernah menderita penyakit infeksi atau karena inokulasi dengan bahan-bahan penyebab penyakit yang telah diubah bentuknya.
Di samping itu, virus penyakit Gumboro tidak hanya menyerang bursa, yang dapat menyebabkan gangguan terhadap kemampuan produksi antibodi humoral, tapi juga dapat menyerang timus yang akan menghancurkan kekebalan berperantara sel. Bila infeksi terjadi sebelum ayam berumur 3 minggu maka kerusakan akibatnya bersifat permanen, sedang bila infeksi terjadi setelah ayam berumur 3 minggu, kerusakan tersebut tampaknya bersifat sementara dan sistem kebal ayam yang sembuh kembali akan berfungsi lagi dalam waktu 2-3 minggu pasca infeksi. Resistensi dan pemulihan pada infeksi virus bergantung pada interaksi antara virus dan inangnya. Pertahanan inang bekerja langsung pada virus atau secara tidak langsung pada replikasi virus untuk merusak atau membunuh sel yang terinfeksi. Fungsi pertahanan nonspesifik inang pada awal infeksi untuk menghancurkan virus adalah mencegah atau mengendalikan infeksi, kemudian adanya fungsi pertahanan spesifik dari inang termasuk pada infeksi virus bervariasi bergantung pada virulensi virus, dosis infeksi, dan jalur masuknya infeksi (Mayer 2003).
Sistem imun pada unggas bekerja secara umum seperti sistem imun pada mamalia. Stimulasi antigenik menginduksi respons imun yang dilakukan sistem seluler secara bersama-sama diperankan oleh makrofag, limfosit B, dan limfosit T.Makrofag memproses antigen dan menyerahkannya kepada limfosit. Limfosit B, yang berperan sebagai mediator imunitas humoral, yang mengalami transformasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi. Limfosit T mengambil peran pada imunitas seluler dan mengalami diferensiasi fungsi yang berbeda sebagai subpopulasi Antigen eksogen masuk ke dalam tubuh melalui endosistosis atau fagositosis. Antigen-presenting cell (APC) yaitu makrofag, sel denrit, dan limfosit B merombak antigen eksogen menjadi fragmen peptida melalui jalan endositosis.
Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu CD4, untuk mengenal antigen bekerja sama dengan Mayor Hystocompatablity Complex (MHC) kelas II dan dikatakan sebagai MHC kelas II restriksi. Antigen endogen dihasilkan oleh tubuh inang.
Sebagai contoh adalah protein yang disintesis virus dan protein yang disintesis oleh sel kanker. Antigen endogen dirombak menjadi fraksi peptida yang selanjutnya berikatan dengan MHC kelas I pada retikulum endoplasma. Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu CD8, mengenali antigen endogen untuk berikatan dengan MHC kelas I, dan ini dikatakan sebagai MHC kelas I restriksi (Kuby 1999, Tizard 2000). Limfosit adalah sel yang ada di dalam tubuh hewan yang mampu mengenal dan menghancurkan bebagai determinan antigenik yang memiliki dua sifat pada respons imun khusus, yaitu spesifitas dan memori. Limfosit memiliki beberapa subset yang memiliki perbedaan fungsi dan jenis protein yang diproduksi, namun morfologinya sulit dibedakan (Abbas et al. 2000). Limfosit berperan dalam respons imun spesifik karena setiap individu limfosit dewasa memiliki sisi ikatan khusus sebagai varian dari prototipe reseptor antigen. Reseptor antigen pada limfosit B adalah bagian membran yang berikatan dengan antibodi yang disekresikan setelah limfosit B yang mengalami diferensiasi menjadi sel fungsional, yaitu sel plasma yang disebut juga sebagai membran imunoglobulin. Reseptor antigen pada limfosit T bekerja mendeteksi bagian protein asing atau patogen asing yang masuk sel inang (Janeway et al. 2001).